Puisi oleh Pemegang Pena

AKU AKAN BERDOA

Walau terkesan kurang ajar dan berlebihan

Aku akan berdoa:

“Ya Tuhan, jadikanlah hujan ini desinfektan

Yang mampu menghilangkan virus yang mematikan

Bukan menjadi musibah sebab sampah

Tapi menjadi anugrah, terutama bagi kami yang jauh dari tanah

Tempat bekerja kami sudah menjadi zona merah

Ia sudah menjadi tidak ramah

Aku di sini menjadi gundah, Tuhan

Seyakin imanku, Engkau pasti sudah mendengar sebelum doa kuucapkan

Bahkan, seiman yakinku, Engkau sudah merencanakan

Gambaran indahnya masa depan

Setelah para mahkhluk-Mu ini Engkau panggil pulang”

“Ya Tuhan, jadikanlah panas surya-Mu yang membakar

Habis semua virus-virus yang memapar orang-orang sehat sehinggga menjadi terkapar

Buatlah orang-orang kembali bebas berseliweran

Nongkrong atau ngopi di angkringan

Sembari bercerita dan tukar pengalaman

Atau sekadar taruhan pemenang pertandingan

Buatlah masjid-masjid kembali penuh dengan jamaah yang utuh

Dengan celetukan kecil para ustadz, orang-orang akan kembali patuh

Tidak lupa, pasar-pasar, biarkan ia penuh dengan berisik tawar menawar

Rentenir-rentenir dengan gagah teriak berkoar: siapa yang belum bayar?

Lalu, lapangan-lapangan desa tidak lagi merindukan

Kaki-kaki bau yang tidak teratur menggelindingkan bola ke arah teman”

“Ya Tuhan, aku hamba yang sedang bersedih, menahan perih, dan berdamai dengan sedih

Kata teman, itu wajar

sebab manusia hubbud dunya, cinta dunia tak sebanding dengan usaha

Bukan aku sombong sehingga memberi tahumu

Aku tahu, Engkau lebih tahu, Maha Tahu

Yang aku suka menggerutu”

“Ya Tuhan, aku kesepian

Tidak cukup teman di tengah ruang

Canda tawaku garing tak terdengar

Keluh kesahku terhempas angin tanda sebentar lagi hujan”

“Tuhan, bukankah Engkau Maha Pemelihara?

Apakah ini model-Mu untuk memeliharaku?

Apakah ini cara Engkau mengajari mahluk-Mu, bukan, mengajari manusia

Agar tidak congkak dengan kuasa-Mu?

Tuhan, dengan nyamuk saja kami bingung dan berpenyakit malaria

Dengan ulat saja kulit kami kelimpungan mencari obat gatal

Lebah saja membuat tubuh kami bengkak berhari-hari

Tapi, utusan-Mu itu tidak cukup kecil untuk mendidik kami, sepertinya

Lalu, Engkau utus lagi yang lebih kecil, hingga mata kalah dengan lensa”

“Tuhan, aku ini manusia, kami ini manusia

Yang Engkau daulat menjadi khalifah di alam raya

Lalu, apakah masih perlu kami diseleksi lagi saat di bumi?

Tuhan, Engkau Maha Tahu,

Aku yang suka menggerutu

Tanpa ilmu”

“Ya Tuhan, curhat kepada-Mu saja membuatku tenang

Tapi tampaknya aku menjadi hamba yang sok sibuk dan tidak menyediakan banyak waktu luang

Tuhan, kali ini waktuku luang

Aku akan berdoa”

 

(pemegangpena, 31 Maret & 2 April 2020)